Kecap asin atau soy sauce adalah salah satu bumbu dapur yang paling banyak digunakan di dunia, terutama dalam masakan Asia. Tapi tidak semua kecap asin diciptakan sama. Dua jenis yang paling populer berasal dari Jepang dan Cina, dan meskipun sama-sama berbasis fermentasi kedelai dan garam, rasa, aroma, warna, dan cara penggunaannya sangat berbeda.
Lalu, apa saja perbedaan antara kecap asin Jepang dan Cina? Mari kita kupas satu per satu, agar kamu bisa memilih yang paling tepat untuk masakanmu.
1. Bahan Baku dan Proses Fermentasi
Secara umum, kecap asin dibuat dari kedelai, air, garam, dan kadang ditambahkan gandum atau biji-bijian lain. Namun, proporsi dan jenis bahan yang digunakan sangat memengaruhi hasil akhirnya.
Kecap Asin Jepang (Shoyu)
- Menggunakan kombinasi kedelai dan gandum dalam jumlah hampir seimbang.
- Melalui proses fermentasi alami rajazeus selama beberapa bulan.
- Menghasilkan kecap yang lebih ringan, sedikit manis, dan beraroma kompleks.
Kecap Asin Cina (Jiangyou)
- Umumnya lebih fokus pada kedelai, dengan sedikit atau tanpa gandum.
- Beberapa jenis dibuat dengan fermentasi alami, tetapi banyak juga yang menggunakan metode fermentasi cepat dengan tambahan enzim atau bahan kimia.
- Hasilnya lebih asin, lebih pekat, dan punya rasa yang lebih langsung (bold).
2. Warna dan Tekstur
Kecap Jepang
- Biasanya berwarna cokelat kemerahan atau agak bening, tergantung jenisnya.
- Teksturnya cenderung lebih cair, mudah menyerap ke dalam bahan masakan.
Kecap Cina
- Terdiri dari dua tipe utama:
- Light soy sauce (kecap asin ringan): warna cokelat muda, encer, sangat asin.
- Dark soy sauce (kecap asin gelap): lebih kental, lebih gelap, sedikit manis karena penambahan gula atau karamel.
- Tekstur dark soy sauce lebih kental dan lengket dibanding versi Jepang.
3. Rasa dan Aroma
Inilah bagian paling membedakan!
Kecap Jepang
- Rasa: asin tapi seimbang, ada manis alami dan sedikit umami.
- Aroma: lembut, bersih, dan kompleks.
- Shoyu lebih cocok untuk menyempurnakan rasa tanpa mendominasi.
Kecap Cina
- Light soy sauce: asin tajam, sedikit pahit.
- Dark soy sauce: lebih karamel, manis-asin, cocok untuk masakan berwarna gelap.
- Aroma: kuat dan khas, terutama pada dark soy sauce.
4. Penggunaan dalam Masakan
Kecap Jepang
Digunakan dalam:
- Sup (misalnya miso soup, ramen)
- Saus celupan sushi/sashimi
- Marinasi daging ayam atau ikan
- Dressing salad ala Jepang
- Saus teriyaki (yang sebenarnya berbasis shoyu)
Shoyu lebih fleksibel dan seimbang, cocok untuk masakan yang butuh sentuhan rasa tanpa terlalu mendominasi.
Kecap Cina
Digunakan dalam:
- Tumisan (capcay, ayam kungpao, sapi lada hitam)
- Marinasi daging (char siu, bebek peking)
- Masakan berwarna gelap (seperti braised pork belly)
- Bumbu mie dan nasi goreng ala Cina
Kecap Cina lebih berperan sebagai penguat rasa utama, terutama untuk masakan dengan teknik stir-fry atau slow-braising.
5. Varietas dan Sub-Jenis
Shoyu Jepang terbagi menjadi:
- Koikuchi: paling umum, seimbang.
- Usukuchi: lebih asin, lebih terang.
- Tamari: hampir tanpa gandum, cocok untuk yang sensitif gluten.
- Saishikomi: dua kali fermentasi, lebih kuat rasa dan warna.
- Shiro: sangat ringan, hampir bening.
Jiangyou Cina terbagi menjadi:
- Sheng Chou (Light Soy Sauce): untuk menambah rasa asin tajam.
- Lao Chou (Dark Soy Sauce): untuk warna dan rasa manis-asin.
- Mushroom Soy Sauce: dark soy dengan infusi jamur, lebih aromatik.
- Double Fermented Soy Sauce: lebih premium, rasa lebih dalam.
6. Mana yang Lebih Sehat?
Secara umum, baik shoyu maupun kecap Cina mengandung sodium tinggi, sehingga penggunaannya harus dibatasi jika kamu menjaga asupan garam. Namun, shoyu Jepang cenderung mengandung lebih sedikit sodium daripada light soy sauce Cina, terutama jika memilih versi “low sodium”.
Tamari Jepang juga bisa jadi pilihan bagus untuk yang menghindari gluten, karena tidak menggunakan gandum.
BACA JUGA: Ambal Sayur Asam Khas Jawa Tengah yang Segar dan Gurih